Kangen Mudik
Corona masih belum berakhir, aku gelisah memikirkan kapan aku dan keluarga bisa mudik ke rumah nenek. Tapi aku takut tertular virus, aduh….. pusing sekali memikirkannya, sebenarnya kata Abi. Tahun 2022 nanti ke rumah neneknya, wah…. Lama sekali! Aku harus bersabar lagi. Aku jarang sekali menelpon nenek via video call, saat menelpon, aku lebih sering mengobrol dengan Husna Kamila. Sambil memperlihatkan hasil karyaku, Aku biasa memanggilnya Ceuceu. What a Funny name.
Hari demi hari berlalu, tak ada kesempatan untuk mudik kerumah nenek. “Abi, Ummi, kapan kita mudik?” selalu begitu pertanyaanku, tapi kata Abi seperti ini, “sabar saja, yang pengen mudik kan bukan kamu saja” duh! Kesal rasanya harus menunggu.
Aku bosan di rumah seharian, aku tidak pernah lagi ke tip-top. Ke mall, ke taman, dan ke rumah nenek. Dulu, sebelum Corona, aku pernah ke kebun nenek. Bersama si ceuceu, Uwa, Abi, dan Nenek.
Abi bilang, saat ke rumah nenek. Aku tidak boleh ikut-ikutan jajan dengan Husna,yang jelas kalau aku jajan di luar perutku jadi sakit. Apalagi diare, atau terkadang merasa mual. Aku sebenarnya ingin jajan di luar lagi, tapi aku takut akan diare lagi. Tapi Ummi selalu mebuatkan cemilan istimewa dan sehat untukku, wah…. Enak-enak ya!
Aku sudah berhenti memakan nasi, karena perutku jadi kembung dan sakit perut deh. Adikku, Muadz, sangat suka jalan-jalan keluar rumah. Setiap Abi ke sekolah atau ada rapat, Muadz selalu bilang begini, “Abi, Muadz mau jalan-jalan” kalau ditanya apa alasannya, dia menjawab. “beli dongkal” hehehe…..kue dongkal adalah jajanan favorit Aku dan Muadz. Selain terbuat dari tepung beras dan kelapa, ada gulanya juga! Tapi setiap kali makan dongkal, aduh… aku sakit perut!
Seringkali saat aku belajar, hati kecilku selalu berkata, “Astaghfirullah….kapan mudik?” begitu. Aku terus memikirkannya sampai pusing…. Aduhhh, kapan ya kesempatan itu datang? Bisik hatiku. Sebenarnya, otakku sudah penuh dengan ide-ide yang sudah lama aku pikirkan. Aku ingin mengerjakannya sekaligus, tapi, rasa rinduku tidak mau hilang. Aku semakin gelisah dan kepalaku mulai terasa pusing, Astaghfirullah……
Aku ingin merasakan momen
Bahagia itu lagi, tapi…. Dulu, saat idul fitri dan idul adha, aku hanya bisa
mengobrol dengan Nenek, Silmi, Uwa, dan Ceuceu
lewat video call saja. aku ingin berbicara secara langsung. Bukan online,
tapi ofline.
Setiap kali aku menghirup
udara segar di pagi hari, rasanya seperti di rumah nenek. Saat aku sedang
bermain pasir warna dengan Muadz, terbayang di depan mataku.
Dimana aku dan abi sedang membangun istana pasir di pantai sambil di temani Ummi. Saat aku pergi ke taman untuk meneliti banyak tanaman dan bunga, terbayang di hadapanku. Saat aku sedang bermain di kebun Nenek sambil menancapkan kayu di atas gundukan tanah.
Tapi, aku bersabar.
Karena itu adalah ujian untukku, aku selalu bertanya-tanya. Kapan ujian ini
selasai? Aku berjanji pada diriku
sendiri, untuk siap menghadapi ujian hidup
***
19 Oktober 2021
“Jika kau menginginkan sesuatu
Namun
kau belum mendapatkannya
Bersabarlah
Sesungguhnya
Allah Bersama dengan
Orang-orang
yang selalu sabar”
Komentar
Posting Komentar