The Little Kitten
Langit mendung menyelimuti bumi, di
susul awan-awan kelabu yang tebal dan besar. Petir muncul di mana-mana,
suaranya yang keras benar-benar membuat kaget. Tak lama, titik-titik air
berjatuhan dari langit. Seolah awan sedang menangis. Udaranya sangat dingin
sehingga membuat menggigil orang yang masih berkeliaran. Jalanan menjadi licin
dan genangan air berada di mana-mana. Sehingga orang akan jatuh tergelincir
jika tidak berhati-hati. Seekor anak kucing berbulu putih sedang meringkuk di
bawah sebuah pohon. Dia tampak kedinginan dan bulu-bulu halusnya basah tersiram
air hujan. Ia menangis karena induknya tidak berada di sisinya. Tiba-tiba,
seorang anak perempuan Bersama ibunya yang mengenakan sebuah payung lewat di
hadapannya. Gadis itu menoleh dan iba kepadanya.
“Bu, kasihan anak kucing itu.” Ucap
gadis itu kepada ibunya. Sang ibu berhenti melangkah dan melihat ke arah anak
kucing yang anaknya maksud. Anak kucing itu sendirian, induknya tidak ada dan
pergi entah ke mana. Ada luka di hidung, leher dan kaki kanannya. Sang ibu ikut
merasa iba kepada anak kucing tersebut. “Ya sudah, kita pelihara saja dia.
Kasihan kalau dia dibiarkan seperti itu, dia bisa mati kedinginan” katanya. Gadis
kecil itu kemudian berjalan pelan menuju kucing yang kedinginan itu. Di
angkatnya kucing itu dan dipeluknya selama perjalanan pulang.
Sesampainya di rumah, gadis itu
memandikan kucing barunya dengan air hangat. Anak kucing itu tampak kesakitan
saat si gadis memberi sabun pada bulunya. “Aku tahu lukamu terasa sakit, tapi
lukamu akan diobati” ujarnya untuk menenangkan si kucing. Ketika kucingnya
sudah selesai mandi, ia mengeringkan bulu si anak kucing menggunakan pengering
rambut. Sementara itu, ibunya mengobati luka si kucing dengan betadine. “lukamu
akan segera sembuh” Kata si gadis begitu sang ibu selesai mengobati. Diberinya
kucing itu makan dan minum sepuasnya, ia membawa kucingnya ke ruang keluarga.
“Sofia, kucingnya akan kamu beri nama siapa?” tanya ibunya sambil membaca buku resep. “Aku beri nama Katty” Kucing itu mengeong pelan sambil menjilati kaki kirinya, sepertinya dia suka nama barunya. Gadis yang Bernama Sofia itu mengambil sebuah plastik berisi makanan kucing. Diambilnya wadah makan kucing dan mengisinya dengan makanan lalu memberikannya pada Katty. Tak lupa ia mengisi wadah yang satunya lagi dengan air untuk minum kucingnya.
Tok…tok…tok…
“Assalamu’alaikum…” sebuah suara
menembus pintu, “Waalaikum salam” balas Sofia. Dia berjalan pelan dan membukakan
pintu, “Ayah!” teriaknya. “Eh, tadi ayah dengar ada suara kucing?” tanya
Ayahnya. “Iya, itu suara Katty, kucing baru aku! Dia aku temukan di bawah pohon
yang tertanam di pinggir jalan!”
“Jadi begitu ceritanya?” tanya ayah sambil mengusap-usap kepala Katty dengan lembut. Sofia mengangguk seraya menyalakan televisi. Kemudian, Katty tertarik pada sesuatu, cermin, dia melihat pantulan dirinya dan menyangka itu kucing lain. Setelah mencakar-cakar selama beberapa lama, ia sadar bahwa itu bukanlah kucing lain, melainkan dirinya.
Melihat kelakuan Katty, mendadak
muncul sebuah ide di kepala Sofia untuk membuat sesuatu untuk si kucing.
Diambilnya dua buah kayu dan meminta ayahnya untuk mengupas kulit kayu
tersebut. Disambarnya seutas tali dan meminta ibunya untuk mengikatnya kepada
kayu pertama dengan kuat-kuat supaya tidak lepas. Ia menempelkan sebuah bola
dari busa menggunakan lem kepada tali tersebut. Tak lama, dia menempelkan kayu
kedua dibawah kayu pertama sebagai sebuah tiang. Dilangkahkannya kakinya menuju
kamar. Ia pun Kembali dengan membawa sebuah bantal putih berbentuk bundar dan
berbulu halus. Ditempelkannya bantal leher biru kepada bagian pinggir bantal.
Disambarnya lem tembak dan mengoleskannya kepada tiang kayu dan menempelkannya kepada bantal leher.
“Katty! Kemarilah!
Aku punya hadiah untukmu!” panggil Sofia. Kucing itu berlari menuju ke arahnya
dan mengeong pelan. Gadis itu mengangkatnya dan meletakkannya kedalam tempat
tidur kucing yang dibuatnya. Dia menggoyang-goyangkan tali sehingga bola
bergoyang dan menarik perhatian Katty. Dia menyentuh bola sehingga bola
berayun. Anak kucing menggemaskan itu berbaring dan tertidur pulas, disiapkannya
air dan makanan untuknya jika si anak kucing terbangun dan merasa lapar.
Tamat....
Komentar
Posting Komentar